Kritis, Menuju Emansipatoris yang Nyata
by: Abdul Aziz
by: Abdul Aziz
Kritis Menurut variasi Pendapat
Kritis dalam
pengertian Immanuel Kahn mempertanyakan The Condition of Possibility (syarat
kemungkinan) dari pengetahuan kita sendiri. Kahn ingin menunjukkan bahwa rasio
mampu mengkritisi kemampuannya sendiri dan dapat menjadi pengadilan tertinggi
untuk hasil refeleksinya sendiri yaitu ilmu pegetahuan dan metafisika. Hegel
mengkritik Kahn, dengan menyatakan bahwa rasio itu bersifat kritis tidak dengan
cara transendental dan ahistoris, seakan-akan rasio telah sempurna pada
dirinya. Rasio menjadi kritis justru ketika menyadari asal-asul pembentukannya
sendiri. Hegel menganggap rasio bukanlah kesadaran lengkap yang bebas dari
rintangan sejarah umat manusia dan alam, melainkan memproes semakin sadar adanya
rintangan-rintangan ini.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTtOMJeawgSAqB8fEW70PEPKCYJ5ncmzWURMChmJWsf1PhYBd-dvG7HorWUjtYPI7lNjwNw8vvYSlIqs4siCjrGsnEdoQC96aZ-n6RHw6oI0-3McM_rC0AkSwQkKZfoKPQBTC3BZJ4tf61/s1600/images.jpg)
Habermas
melihat bahwa modernitas yang mengandalkan positivisme tidak mampu lagi
memanusiakan manusia (humanisasi). Dia melihat bahwa rasio telah menelan
nilai-nilai moral dan kultural dari benak setiap manusia. Melalui masyarakat
komunikatif Habermas ingin membangkitkan suara-suara rakyat yang kita tahu
jarang mendapatkan ruang pada saat itu. Habermas pada saat itu melihat bahwa
terjadi kesenjangan antara majikan dan buruh dan tentu saja ini dapat memberi
dampak negatif terhadap buruh itu sendiri.
Kritisisme sebagai Emansipatoris
Pergulatan
untuk menciptakan emansipatoris (kebebasan) telah diluncurkan berbagai pihak,
khususnya Habermas. Kita melihat bahwa rasionalitas telah menjadi prmikiran
puncak dalam melihat suatu fenomena. Mengenai hal ini, Habermas meninggalkan
proletariat dan mendaratkan teorinya pada konteks lain yang sangat umum, rasio
manusia. Rasio yang sebelumnya oleh pendahulunya berkaitan dengan kesadaran
revolusioner berdasarkan pada paradigma kerja, oleh Habermas diarahkan pada
paradigma komunikasi dengan menmpuh jalan konsensus. Hal ini bertujuan
terciptanya demokrasi radikal, yaitu hubungan sosial yang terjadi di dalam
lingkup komunikasi bebas penguasaan. Perjuangan kelas pada teori Marxis klasik
hanya berkisar pada revolusi politis, yang kemudian diganti dengan perbincangan
rasional yang emansipatoris.
0 comments:
Post a Comment